Rabu, 18 Mei 2016

BERAGAM KEBUDAYAAN PULAU PAPUA

Edit Posted by with 14 comments
BERAGAM KEBUDAYAAN PULAU PAPUA




Papua adalah sebuah provinsi yang terletak di paling timur Indonesia. Provinsi ini merupakan provinsi yang masih kental dan kaya akan kesenian dan kebudayaan yang ada di provinsi tersebut, provinsi ini memiliki berbagai suku seperti suku asmat yang mendiamin provinsi tersebut, dengan masyarakat yang sangat menjunjung tinggi kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah mereka. Kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah ini sangat menarik, dan unik.
Kesenian dan Kebudayaan Papua
Papua memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di dalamnya, kesenian dan kebudayaan tersebut sangat unik dan menarik. Berikut beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Papua :
Bahasa
Terdapat ratusan bahasa daerah yang berkembang pada kelompok etnik yang ada di Papua. Aneka Berbagai bahasa ini menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi antara satu kelompok etnik dengan kelompok etnik lainya. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia digunakan secara resmi oleh masyarakat-masyarakat di Papua bahkan hingga ke pedalaman. Namun ada masyarakat yang tidak mengerti bahasa Indonesia karena minimnya pendidikan yang ada di Papua
Pakaian Tradisional
                                               

Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir sama bentuknya. Pakaian adat itu memakai hiasan-hiasan seperti hiasan kepala berupa bentuk burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Namun ada juga masyarakat suku pedalaman Papua yang hanya menggunakan koteka dalam membalut tubuhnya
Rumah Adat
                      
Rumah Honai terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami. Honai sengaja dibangun sempit atau kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan Papua. Honai dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri.
Rumah Honai biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang. Umumnya rumah Honai terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari lantai pertama untuk tempat tidur sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat untuk bersantai, makan, serta untuk mengerjakan kerajinan tangan.
Tari Tradisional
1. Tari Musyoh

Tari Musyoh adalah tari tradisional Papua yang merupakan tarian sakral suku adat yang ada di Papua yang bertujuan untuk menenangkan arwah suku adat papua yang meninggal karena kecelakaan. Suku adat Papua tersebut mempercayai bahwa apabila ada yang meninggal karena kecelakaan, maka arwahnya tidak tenang, sehingga dilakukanlah tarian skral ini (Tari Musyoh) untuk menenangkan arwah orang yang kecelakaan tersebut. Tari tradisional Musyoh ini diiringi oleh alat musik tradisional Papua yaitu Tifa. Alat musik Tifa ini juga digunakan pada beberapa tarian dari Suku Adat Papua lainnya.
2. Tari Sajojo

Tari Sajojo adalah merupakan tarian pergaulan berbagai suku adat di Papua. Tarian ini sudah cukup terkenal sebagai tarian penyambut tamu yang sering dipertunjukan dalam acara penyambutan tamu maupun acara lainnya. Para penari sajojo menari dengan cara melompat dan menghentak-hentakkan kakinya. Berbagai alat musik tradisional Papua seperti tifa juga dipergunakan untuk mengiringi tari sajojo ini.
Tari Sajojo ini mulai terkenal sekitar tahun 1990an. Bahkan sejak saat itu, tarian ini banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tarian yang dinamis ini memang bisa dilakukan oleh semua orang. Dalam perkembangannya musik pengiring tari sajojo ini makin berkembang bahkan diantaranya sudah menggunakan musik modern yang banyak dikenal masyarakat. Tarian ini kerap diiringi lagu daerah Papua, Sajojo. Lagu Sajojo ini menceritakan tentang gadis cantik papua yang menjadi idola di kampungnya.

3. Tari Yospan

Tari Yospan merupakan tarian pergaulan muda-mudi di Papua. Tarian ini muncul sekitar tahun 1960 dan bahkan pernah populer dan dipergunakan sebagai gerak pada senam kesehatan jasmani.
Kata Yospan sendiri merupakan akronim dari Yosim Pancar yang merupakan nama tarian tersendiri. Tari yospan ini memang merupakan penggabungan dari 2 tarian tradisional suku Papua. Yosim merupakan tarian dari daerah Teluk Sairei, sedangkan tari Pancar berasal dari daerah Biak, Numfor dan Manokwari.
Tarian Yospan ini biasanya dilakukan oleh 2 Grup terdiri dari grup penari dan musisi. Alat musik pengiring tarian yospan antara lain tifa, gitar, ukulele dan bas bersenar 3. Tidak ada patokan khusus pada Pakaian yang dikenakan penari dan musisi dalam tarian yospan. Setiap grup Yospan memiliki pakaian tersendiri namun masih mencirikan pakaian Papua.




Senjata Tradisional

Papua memiliki senjata tradisional yang digunakan untuk melawan musuh. Seperti pisau belati papua yang terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulu burung tersebut yang menghiasi pinggiran belati tersebut. Namun ada senjata lain yang biasanya di gunakan yaitu busur dan panah serta lembing yang digunakan untuk berburu

Makanan Khas
1. Papeda

Makanan khas papua yaitu sagu yang di buat jadi bubur atau yang dikenal dengan nama papeda. Masyarakat papua biasanya menyantap papeda bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan mubara dan di bumbui kunyit dan jeruk nipis. 

2. Sate Ulat Sagu

Salah satu makanan khas Papua lainnya adalah Sate Ulat Sagu. Jenis makanan ini bagi kita mungkin akan membuat mual bahkan muntah. Ulat Sagu ini didapatkan dari batang pohon sagu yang sudah tua. Masyrakat asli papua yang telah terbiasa hidup di alamseringkali mwngkonsumsi ulat sagu diolah terlebih dahulu. Namun sekarang ulat sagu ini sudah diolah dengan cara dibakar hingga hampir mirip dengan sate. Lebih tepatnya sate ulat sagu ini adalah makanan khas Raja Ampat.
3. Ikan Bungkus

Ikan bungkus khas papua ini dibuat dari dua bahan yaitu ikan laut dan daun talas sebagai bahan untuk membungkusnya. Bumbu khasnya rempah yang digunakan pun hanya garam untuk memberikan rasa asin dan untuk menghilangkan getah pada daun talas yang digunakan. Bahan dan bumbunya sedikit dan cara membuatnya pun sangat sederhana dan mudah. Dalam pembuatanya pertama bersihkan ikan kemudian dimasukkan kedalam daun talas dan ditutup. terakhir dibakar diatas api kecil hingga masak. Kalau sudah masak ya diangkat dan langsung disajikan saat hangat.
Alat Musik

Papua memiliki banyak alat musik tradisional salah satunya yaitu tifa. Tifa merupakan salah satu alat musik pukul yang bentuknya hampir mirip dengan gendang. Alat musik tifa terbuat dari kayu yang mana pada bagian tengah kayu tersebut dibuat lubang besar yang dibersihkan. Lalu diujung salah satu kayu tersebut ditutup dengan menggunakan kulit rusa yang telah dikeringkan yang berfungsi agar alat musik tifa ini bisa menghasilkan suara yang indah dan bagus.
Kerajinan Tangan 
Masyarakat papua biasanya membuat kerajinan tangan yang di buat dari bahan-bahan yang tersedia dialam. Seperti kerajinan tas yang bernama Noken. Kerajinan ini di buat dari kulit kayu yang di anyam, dan warna yang diguanakan berasal dari pewarna alami akar tumbuhan dan buah-buahan. Noken ini biasa di gunakan dan di bawah dengan menyangkutkan noken di atas kepala.
4 Tradisi Unik Di Papua Yang Jarang Diketahui di bawah ini.
1. Tradisi Bakar Batu

Tradisi Bakar Batu (Barapen)
Salah satu tradisi budaya tertua di Papua ini, dapat dikatakan sebagai simbol rasa syukur dan persaudaraan, akan tetapi di daerah tertentu Bakar batu biasanya juga dilakukan dalam prosesi upacara kematian. Tradisi Bakar Batu merupakan sebuah cara yang digunakan masyarakat Papua, untuk memasak beberapa jenis bahan makanan (Ubi, Singkong, daging Babi dan sayur-sayuran) di atas batu yang telah dipanaskan. Caranya pun tak sembarangan, ada beberapa tahapan untuk melakukan Bakar Batu, diantaranya adalah menyiapkan lubang untuk tempat menyusun kayu bakar dan batu, beserta bahan makanan yang akan dimasak. Setelah lubang tergali, batu-batu yang telah dikumpulkan disusun berdasarkan ukuran.
Batu yang besar di letakkan pada bagian paling bawah, dan di bagian atas akan disusun kayu bakar. Selanjutnya lapisan kayu bakar tersebut akan dilapisi kembali dengan batu yang ukurannya lebih kecil, setelah itu proses pembakaran dilakukan untuk memanaskan batu. Setelah batu menjadi panas, barulah bahan makanan yang telah disiapkan disusun sedemikian rupa diatas batu tersebut. Lalu setelah semua bahan makanan tersebut matang, maka dilakukan kegiatan makan bersama. Tradisi Bakar Batu ini, memiliki beberapa sebutan (nama) yang berbeda untuk masing-masing daerah, namun biasanya dikenal dengan sebutan Barapen.


2.  Tradisi Potong Jari Suku Dani

Tradisi Potong Jari

Banyak cara menunjukkan rasa berduka cita bila ditinggalkan anggota keluarga yang meninggal dunia. Namun, untuk suku Dani yang mendiami wilayah Lembah Baliem, di Papua rasa sedih dan duka cita diwujudkan dengan memotong jari, bila terdapat anggota keluarga seperti suami/istri, ayah, ibu, anak dan adik. Tradisi yang wajib dilakukan ini, menurut mereka adalah sebagai simbol dari kesedihan yang teramat dalam seseorang yang kehilangan anggota keluarganya, selain itu potong jari diartikan pula untuk mencegah kembali malapetaka yang menyebabkan kematian dalam keluarga tersebut. Tradisi potong jari ini dilakukan dengan berbagai banyak cara, mulai dari menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak, atau parang. Cara lain yang digunakan adalah dengan menggigit ruas jarinya hingga putus, mengikatnya dengan seutas tali sehingga aliran darahnya terhenti dan ruas jari menjadi mati kemudian baru dilakukan pemotongan jari.
3. Tradisi Ararem Suku Biak 


Tradisi unik lainnya di Papua adalah Ararem, yaitu prosesi mengantar mas kawin oleh suku Biak. Dalam prosesi ini, mas kawin akan diantarkan dengan berjalan kaki, disertai nyanyian dan tarian. Uniknya kebanyakan tradisi Ararem dilakukan dengan membawa dan mengibar-ngibarkan bendera merah putih, tak banyak referensi yang dapat menjelaskan mengapa dalam tradisi ini bendera tersebut digunakan. Keunikan tradisi di Papua oleh suku Biak dalam mengantar mas kawin dengan arak-arakan, serta membawa bendera negara tersebut, kemungkinan besar hanya satu-satunya di Indonesia dan tidak dilakukan oleh suku lain di luar Papua.
4. Tradisi Tato
Selama ini orang hanya mengira bahwa tradisi tato di Indonesia, hanya dilakukan oleh suku Dayak di Kalimantan. Akan tetapi di Papua ternyata terdapat tradisi merajah tubuh, yang telah berjalan turun temurun. Beberapa suku yang biasanya menghiasi tubuhnya dengan tato adalah suku Moi dan Meyakh di daerah Papua Barat. Motif tato yang dibubuhkan pada tubuh suku-suku di Papua memiliki perbedaan dan ciri tertentu, umumnya tato tersebut memiliki motif geometris atau garis-garis melingkar serta titik-titik berbentuk segitiga kerucut, atau tridiagonal yang dibariskan. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tato di Papua pun memiliki keunikan, diantaranya adalah menggunakan duri pohon sagu atau tulang ikan, dan mencelupkanannya kedalam campuran arang halus dan getah pohon langsat. Umumnya tato dilakukan pada bagian dada, pipi, kelopak mata, betis, pinggul, punggung dan juga di bagian tangan.
Sistem Kepercayaan
Sebagian masyarakat Papua masih memiliki kepercayaan totemisme, sebagai bentuk kepercayaan yang memandang asal-usul manusia berasal dari dewa-dewa nenek moyang, dan masih ada suku suku yang tertutup atau tidak mau berhubungan dengan dunia luar. Namun beberapa masyarakat Papua sudah memiliki dan memeluk agamanya yang resmi dari Indonesia.

Tari Kreasi Yospan (Yosim Pancar) - Papua (Afyonkarahisar Folk Dance Festival)

Edit Posted by with 1 comment

Selasa, 17 Mei 2016

SEJARAH PERKEMBANGAN SENI RUPA

Edit Posted by with No comments

SEJARAH PERKEMBANGAN SENI RUPA


PENDAHULUAN
Kata Art (Bahasa Inggris) sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai seni. Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan rupa sebagai medium penggungkapan gagasan seni. Yang termasuk ke dalam seni rupa adalah garis, bidang, bentuk, huruf, angka, warn, bahkan cahaya. Karena perbedaan rupa yang dijadikan medium inilah kemudian dikenal cabang-cabang seni rupa seperti seni lukis, seni patung, seni grafis, seni desain, dan sebagainya.
Sebagai karya seni, seni rupa dapat dikelompokkan dalam berbagai kepentingan. Berdasarkan bentuknya dineal adanya karya seni rupa dua dimensi (dwimatra) dan karya seni rupa tiga dimensi (trimatra). Karya seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang diterakan pada bidang datar seperti gambar, lukisan, dan sejenisnya. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi dalah karya seni rupa yang menggunakan bentu-bentuk yang memiliki tiga ukuran (panjang, lebar, tinggi) sebagai mediumnya, seperti patung, karya kriya, dan sejenisnya.
Selain penggolongan berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan manusia. Berdasarkan kegunaannya dikenal adanya seni rupa murini (pure art/fine art) dan seni rupa pakai (applied art) yang sering disebut dengan seni kriya.
Seni rupa murni atau seni murni adalah karya seni yang dimaksudkan untuk penikmatan semata dan tidak memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni murni dapat kita temukan dalam bentuk lukisan, patung, dan sejenisnya. Sedangkan seni rupa pakai atau seni pakai adalah karya seni rupa yang selain sebagai karya seni rupa juga memiliki fungsi atau kegunaan praktis dalam kehidupan s ehari-hari. Oleh karena itu, seni rupa pakai biasa dikenal sebagai seni kriya (craft).
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti kerajinan tangan. Jadi dalam pengertian terbatas seni kriya dapat diartikan sebagai kerajinan tangan.




SEJARAH SENI RUPA

Perkembangan seni rupa dapat dirunut sejak zaman purbakala hingga era modern. Secara garis besar, sejarah seni rupa terbagi dalam beberapa periode sebagai berikut:
 
  • Seni Rupa Zaman Prasejarah

Seni rupa dapat dikatakan sebagai bagian budaya yang tua. Dalam batas-batas tertentu, seni rupa telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Karya-karya yang dimaksud ditemukan dalam bentuk gerabah yang diberi ornament hias tertentu, patung-patung leluhur masyarakat prasejarah, serta catatan-catatan (dalam bentuk gambar) yang digoreskan pada dinding-dinding goa.

Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, ditemukan pada beberapa tempat hasil seni yang dianggap orang paling tua hingga saat ini. Penemuan tersebut merupakan lukisan-lukisan pada dinding gua-gua yang terdapat di Perancis Selatan dan Spanyol Utara seperti di Combaralles, Font de Gaume, Altamira, dan Alpera.
Lukisan-lukisan yang dibuat pada dinding-dinding dan langit-langit gua tersebut dibuat dengan digurat atau dicukil dengan batu tajam. Cukilan ini diberi warna memakai batu dangklik) dicampur dengan lemak binatang sebagai perekatnya. Kebanyakan terdapat gambar-gambar binatang bison atau sapi hutan. Ada juga beruang, rusa kutub, kuda liar, dan babi hutan.

  • Peradaban Bangsa-bangsa Kuno

Bangsa-bangsa timur yang mendiami daerah Timur Tengah dan Asia Kecil serta daerah Mesir dikenal sebagai bangsa-bangsa yang memiliki peradaban tinggi. Di mesir kita dapat menyaksikan sisa-sisa peradaban tinggi dalam bentuk karya seni arsitektur, patung, serta lukisan dinding yang bernilai tinggi seperti piramida, spinx serta relief-relief dan lukisan pada dinding bagian dalamnya.

Selain bangsa Mesir, bangsa Babilonia, Asiria, dan Persia merupakan bangsa-bangsa yang memiliki kebudayaan yang tinggi. 
Bangsa Yunani dan Romawi sering dijadikan titik awal perkembangan seni rupa di dunia. Lukisan-lukisan karya pelukis Yunani kuno menampilkan bentuk-bentuk geometris yang diterakan pada permukaan keramik, jambangan, serta benda-benda kerajinan tangan lainnya. Sementara itu, bangsa Romawi karyanya dapat kita saksikan di dalam rumah-rumah bangsawan di kota Pompei.

  • Seni Rupa Zaman Abad Pertengahan

Periode ini berlangsung mulai tahun 476 Masehi yakni pada awal perkembngan agama Nasrani di Romawi, dan berakhir pada tahun 1492, yakni pada saat ditemukannya benua Amerika. Karya-karya seni rupa abad pertengahan banyak dipengaruhi oleh corak budaya Yuani Purba dan Romawi yang menganut kepercayaan politheisme (menyembah banyak dewa) dan dicampur dengan ajaran-ajaran Nasrani. Pada zaman ini gereja memiliki pengaruh yang sangat besar.


  • Seni Rupa Zaman Renaissance


Zaman renaissance merupakan zaman perubahan besar-besaran dalam berbagai bidang keilmuan dan seni budaya. Kemapanan gereja mulai terusik oleh berbagai pertentangan serta penemuan dalam bidang-bidang keilmuan.  Penemuan-penemuan baru dalam bidang geografi, fisika, astronomi telah dianggap sebagai hal yang menentang keberaddan da kemapanan agama. Galileo (1564-1642), seorang ahli fisika, ahli astronomi dan juga filsuf, ditangkap dan dipenjara dengan tanpa ditentukan batas waktunya karena penemuannya bertentangan dengan hokum-hukum yang dipercayai gereja.
Tokoh-tokoh seni rupa yang terkenal pada periode ini adalah Leonardo da Vinci, Michelangelo, dan Rafael Santi. Karya-karya penting pada masa ini terdapat pada bentuk-bentuk bangunan gereja, lukisan-lukisan dinding, relief pada pintu-pintu rumah dan bangunan gereja, serta patung-patung perunggu yang menghiasi hampir seluruh gereja di Italia serta seluruh Eropa Barat dan Eropa Timur.

  • Seni Rupa Zaman Barok dan Rokoko

Kata Barok (baroque) berasal dari bahasa Romawi yang berarti “tidak beraturan” atau “menyimpang”. Michelangelo dan Palladio dianggap sebagai pelopor dari gerakan ini. Zaman Barok terlahir pada pertengahan abad ke-16 sebagai awal mula pengaruh seni Italia ke seluruh daratan Eropa.

Jika misi renaissance adalah melepaskan diri dari cara berpikir zaman pertengahan dan dipenuhi pola pikir gereja, maka barok melepaskan diri dari keterikatan tema-tema serta nuasnsa-nuansa yang terkandung pada masa renaissance. Lukisan-lukisan pada zaman barok terkesan berlebihan dari keadaan sebenarnya. Peter Paul Rubens (1577-1640), seorang seniman Belanda, melukiskan tubuh-tubuh orang penuh dengan otot-otot serta tokoh-tokoh perkasa.
Rococo diambil dari kata “rocaile” yang berarti seni kulit kerang, sejenis kesenian yang sangat digemari pada saat itu di Italia. Pada zaman inilah bentuk-bentuk penyelewengan kaidah seni tampil meluas. Lukisan-lukisan dibuat menjadi lebih indah dari aslinya, lebih hebat, dan menyimpang dari sebenarnya. Karya seni menjadi barang pesanan kaum bangsawan dan saudagar yang memiliki banyak uang. Pada zaman ini kkary seni diperjualbelikan secara salah dan menjadi komoditas yang tidak berharga.

  • Seni Rupa Abad ke-19

Penggalian kembali corak-corak lama, seperti yang terdapat pada gaya-gaya Yunani Purba dan Romawi telah melahirkan aliran-aliran baru yang dikenal dengan alisan klasik dan neo klasisme dalam seni lukis dan seni patung.

Beberapa catatan penting yang dapat disajikan dalam perkembangan seni rupa pada abad ke-19 ini adalah sebagai berikut:

  1. Munculnya berbagai aliran seni rupa seperti romaantisme, impresionisme, realism, simbolisme, munumentalisme, dll. 
  2. Terlepasnya pengaruh agama, terutama gereja, dari corak, gaya serta nafas kesenian secara umum. 
  3. Para pelukis semakin berani melakukan percobaan dengan berbagai penggunaan warna cerah sebagai pencurahan emosi dan pemikiran. 
  4. Seniman bukan lagi dari kalangan bangsawan atau memiliki status social tinggi, melainkan juga banyak yang berasal dari kalangan bawah.

Beberapa tokoh seniman yang terlahir pada abad ke-19 dan mewakili aliran-aliran yang dianutnya adalah sebagai berikut:

Klasisisme : arsitek Bartholome Vignon (1762-1846), pelukis Jacques Louis David (1748-1825)   
Romantisme : Raden Saleh Sjarif Bastaman, Ludwig Richter, Kasper Friederich.
Impresionisme : Jean Claude Monet, Eduard Manet dll 
Neo Impresioniesme : Paul Cezanne, Paul Gauguin, dll. 
Realisme  : George Hendrik Breitner, Auguste Rodin, dll. 
Simbolisme dan Monumentalisme : Willian Blake, Pierre Puvis de Chavannes, dll
Ekspresionisme : Vincent van Gogh, Eduard Munch, dll.


  • Seni Rupa Abad ke-20

Dengan pecahnya Perang Dunia I, timbullah berbagai gerakan perbaikan dalam bidang seni rupa yang meliputi fisik, material, mental, dan spiritual. Berdirinya Negara-negara baru sebagai hasil perjuangan negeri-negeri jajahan bangsa Eropa, telah membangkitkan semangat baru dalam bidang seni rupa.
 
Aliran-aliran yang bermunculan pada abad ke-20 ini antara lain fauvism yang dimotori oleh Henri Matisse, dll. Kubisme menampilkan pelukis Pablo Picasso, Leo Getel, dll. Futurisme menampilkan tokoh-tokoh peuis Carlo Carra dan Buido Severini. Absolutisme menampilakn pelukis Wassily Kadinsky.

ASAL USUL PERKEMBANGAN BIOLA

Edit Posted by with 1 comment
Biola termasuk salah satu jenis dari kelompok Violin, yang terdiri dari: biola kecil, biola menengah, biola besar dan biola bass, perbedaannya terletak pada ukurannya, namun cara berbunyi dan cara resonansinya sama.
Biola dimainkan dengan cara digesek, pada umumnya disebut: alat musik gesek. Asal usul alat musik gesek termasuk cukup lama di dalam sejarah umat manusia, seiring dengan penyebaran kebudayaan dan perubahan sejarah, oleh karena itu di wilayah berbeda kemungkinan terdapat sebutan berbeda untuk satu alat musik yang sama, atau bisa saja sebuah sebutan yang sama tapi yang dimaksud alat musik berbeda, perlahan-lahan seiring dengan situasi endemiknya maka telah berkembang menjadi alat musik yang beraneka-ragam.


Kelahiran

Menurut catatan kuno bangsa Aria di India, pada 5.000 tahun yang lampau, raja Ravana dari negara Sri Langka telah mencipta alat musik yang menggunakan senar-busur, yakni Ravanastron.
Kemudian Ravanastron menyebar ke Afghanistan dan Persia, pada awal abad ke 1. semasa zaman kerajaan Tokharistan di Afghanistan, bentuk instrumen musik itu berubah menjadi bentuk Pipa (alat musik petik dari Tiongkok), papan atasnya datar, punggungnya berasal dari kayu utuh yang dipahat cekung, agak halus, nada dan resonansinya agak besar. Pada abad ke 7 menyebar ke wilayah Arab dan sewaktu zaman keemasan Islam namanya diubah menjadi Rebab.

Penyebaran ke Eropa

Sekitar abad ke 8, seiring de-ngan perluasan pengaruh Islam, Rebab masuk ke Spanyol, kala itu Spanyol dibawah kekuasaan dinasti Aragon. Orang Spanyol menyebut instrumen tersebut sebagai Rebec atau Rebeca. Dalam waktu bersamaan juga memasuki Roma, Yunani, Eropa Timur dan Italia.
Pada abad pertengahan di Eropa, wilayah perkembangan alat musik gesek ialah Italia, Jerman dan Perancis, meskipun asal usul alat musik gesek bukan di Eropa, tetapi telah dibesarkan dan berjaya di Eropa. Alat musik gesek yang mula-mula masuk ke Eropa terdiri dari 2 macam yakni: Pegangan vertikal dan Pegangan di atas lengan.
Biola dengan pegangan vertikal adalah cara penyajian awal dari alat musik gesek. Sejak awal Rebab Arab sampai ke Rebeca, hingga setelah ratusan tahun perubahan dari Rebeca menjadi Viol. Semuanya dimainkan dengan vertikal, sampai dengan abad ke 18 digantikan dengan kepopuleran biola.
Namun cara pegangan vertikal sampai sekarang dapat dipertahankan pada alat musik berbagai daerah, misalnya: Hu Qin (baca: Hu Jin) dari Tiongkok, Gadulka dari Eropa Timur, Sarangi dan Sardi dari India, Morinchur dari Mongolia dan lain-lain.
Biola dengan cara pegang di atas lengan dimainkan dengan meletakkan Rebeca di atas punggung tangan atau dijepit di bawah rahang, kemungkinan terpengaruh oleh Lyra dari Mesir. Juga dikarenakan pengaruh pementasan keliling penyair gelandangan Eropa dengan seniman nomaden, itulah pionir/bentuk awal dari biola modern.
Viol muncul lebih dulu 1 abad dibandingkan Biola. Karena pe-gangannya vertikal, maka ia bukanlah bentuk awal Biola. Kedua alat musik itu eksis bersama-sama selama 2 abad.
Suara Viol jelas dan manis, lembut dan elegan, itulah sebabnya biasanya dimainkan di forum masyarakat kelas atas, seperti di dalam istana. Sedangkan volume Biola agak besar, suaranya brilian dan indah, bisa dimainkan antara level kuat dan lemah, maka itu lebih sesuai dengan forum yang luas, seperti Gedung pertemuan dan ball room hotel dan lain sebagai.
Sekitar abad ke-17 (1650), jelas Biola lebih disukai oleh dunia, kebutuhan dan posisi Biola sejak saat itu melampaui Viol.

Kelahiran Biola

Di bawah pertukaran dan hantaman budaya, Biola modern paling awal muncul pada abad ke 16 (sekitar th 1520) di Italia Utara. Abad 16 adalah saat-saat paling gemilang dari zaman Renaissance.
Dengan latar belakang Renaissance, lambat laun Biola mengarah ke bentuk modern sekarang ini, pembuatannya halus, proses/teknologi disainnya sesuai dengan teknologi dan prinsip estetika. Terlebih lagi suaranya yang indah dan nyaring, kuat serta lincah menonjolkan ciri alat musik zaman sekarang. Ditambah lagi dengan pengembangan lebih lanjut oleh Cremona dan 3 klan pembuat biola paling terkenal yakni, Amati, Stradivari dan Guarneri.
Hingga kini biola buatan mereka masih saja menjadi barang rebutan kolektor modern, dewasa ini masih diakui sebagai biola terbaik di dunia. Pembuat biola zaman modern banyak yang giat mengupayakan perombakan dan pembaharuan, namun selalu saja tak mampu melebihi rancangan generasi pendahulu.
Walaupun terdapat sejumlah style pribadi atau perubahan kecil, akan tetapi tetap tak bisa lepas dari pola semula. Itulah sebabnya ada yang beranggapan, biola adalah benda yang sudah maksimal di dalam sejarah teknologi umat manusia.
Teknik permainan dan kedudukan biola pada akhir abad ke 16 belum mencapai puncaknya. Namun bagaimanapun juga, perkembangan alat musik mengikuti dan saling mengisi antara pemain dan komponis.
Pada masa pertengahan abad ke 17, para komponis mulai khu-sus memperhatikan suatu bentuk musik untuk pertunjukan tertentu, seperti musik biola atau musik akustik, maka secara perlahan biola menggantikan peran Viol.
Komponis Italia, Monteverdi secara resmi memasukkan biola ke dalam pertunjukannya, dan telah menciptakan banyak teknik bermain biola, menghasilkan lebih kaya lagi nada dan suara biola.
Marini telah menulis banyak musik solo untuk biola. Sedangkan Corelli yang disebut sebagai “Bapak teknik biola modern”, adalah seorang pakar pertunjukan professional juga adalah seorang komponis. Dia mulai menciptakan sonata gaya biola dan 12 buah konser besar philharmonic orchestra (konser besar adalah bentuk awal dari konser).
Dikarenakan telah hadirnya para komponis seperti tersebut di atas yang membuat perkembangan dan posisi biola telah maju dengan pesat. Juga telah mempengaruhi komponis dari aliran klasik seperti: Bach, Georg Friedrich Händel, Mozart dan lain sebagainya.
Pada zaman Barocco karena kemajuan musik biola, musiknya lambat laun lepas dari cara pementasan musik akustik gereja. Dan terbentuklah pertunjukan musik dalam ruangan. Sampai zaman akhir Barocco, skala bentuk orkestra dan kerumitannya semakin bertambah, dan teknik pertunjukan alat musik juga semakin lama semakin rumit dan beraneka ragam.
Teknik biola pada awal abad ke 19 juga dibawa ke puncaknya oleh pakar biola Italia, Paganini.

Masuk ke Tiongkok

Ravanastron yang disebut-sebut pada awal tulisan ini, (pada awalnya) belum juga menyebar ke Tiongkok. Ada yang masuk ke India menjadi Ke Jia Kum.
Akhirnya pada abad ke 13 baru masuk ke Tiongkok, itu adalah Hu Qin—ekor kuda dari zaman dinasti Song.
Sesudah lewat 400 tahun, biola modern baru seiring dengan masuknya misionaris dan pedagang pada zaman dinasti Qing (baca: Ching) masuk ke Tiongkok.
Penyebaran awal biola hanya terbatas pada kegiatan misionaris di dalam istana, setelah perang Candu, biola melalui sejumlah besar misionaris berikut orang bule baru merembes ke masyarakat Tiongkok. Gereja dan sekolah seminari berbondong-bondong mendirikan kelompok musik philharmonic orchestra dan telah mendidik dan membina banyak personil musik ala barat.
Sampai tahun 1927 Cai Yuanpei dan Xiao Yumei di Shanghai mendirikan pusat musik negeri. Ini adalah sekolah musik tingkat tinggi yang dibangun paling awal di Tiongkok, dan sejak itu telah dimulai sendiri pendidikan personil pertunjukan. (Cai Huizhi/The Epoch Times/whs)

MUSIK TRADISIONAL INDONESIA

Edit Posted by with 1 comment
MUSIK TRADISIONAL INDONESIA


Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling mempengaruhi di antaranya Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya

Sedangkan maksudnya untuk memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik trasidional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum.
Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling mempengaruhi di antaranya Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Sedangkan maksudnya untuk memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik trasidional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum.

Pengertian Musik Tradisional atau Musik Nusantara 
Musik Nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di Nusantara ini, yang menunjukkan atau menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam bahasa maupun gaya melodinya. Musik Nusantara terdiri dari musik tradisi daerah, musik keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik gambus, musik perjuangan, dan musik pop.
Sejarah Musik Nusantara terdapat tahapan-tahapan perkembangan musik Indonesia (nusantara). tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha 
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam beberapa kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya berasal dari alam sekitarnya.

Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, berkembanglah musik- musik istana (khususnya di Jawa). saat itu, musik tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan- kegiatan keistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana yang berkembang adalah musik gamelan. Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.

Masa setelah masuknya pengaruh Islam
Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang arab juga memperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus & rebana. dari proses itulah muncul orkes- orkes gambus di nusantara (Indonesia) hingga saat ini.

Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa- masa perkembangan musik modern Indonesia. Saat itu,para musisi Indonesia menciptakan sajian musik yang merupakan perpaduan musik barat dan musik Indonesia . Sajian musik itu dikenal sebagai musik keroncong.

Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masukpula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan R&B. demikian pula dengan musik- musik negeri India yang banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari perkembangan ini, terjadi perpaduan antara musik asing dengan musik Indonesia. Musik India mengalami perpaduan dengan musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncul pula berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.

Fungsi Musik Nusantara
Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat Indonesia antara lain sebagai sarana atau media upacara ritual, media hiburan, media ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi.

Sarana upacara budaya (ritual)
Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan kenegaraan. Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat.

Sarana Hiburan
Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan berbondong- bondongmendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.

Sarana Ekspresi Diri
Bagi para seniman (baik pencipta lagu maupun pemain musik), musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia.

Sarana Komunikasi
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan lonceng di gereja.

Pengiring Tarian
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi olehmusik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan sebagainya.

Sarana Ekonomi
Bagi para musisi dan artis professional, musik tidak hanya sekadar berfungsi sebagai media ekspresi dan aktualisasi diri. Musik juga merupakan sumber penghasilan. Mereka merekam hasil karya mereka dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke pasaran. Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga melakukan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di suatu tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia ataupun di luar Indonesia.

Ragam Musik Nusantara
Ragam musik di Indonesia dapat dibedakan atas musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.

Musik Daerah/Tradisional
Musik daerah atau musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di daerah- daerah di seluruh Indonesia. Ciri khas pada jenis musik ini teletak pada isi lagu dan instrumen (alat musiknya). Musik tradisi memiliki karakteristik khas, yakni syair dan melodinya menggunakan bahasa dan gaya daerah setempat. Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Papua hingga Aceh. Dari sekian banyaknya pulau beserta dengan masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang. Seni tradisi yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat pendukungnya.
Hampir diseluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik tradisional yang khas. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen musiknya. Hampir seluruh seni tradisional Indonesia mempunyai semangat kolektivitas yang tinggi sehingga dapat dikenali karakter khas orang/masyarakat Indonesia, yaitu ramah dan sopan. Namun berhubung dengan perjalanan waktu dan semakin ditinggalkanya spirit dari seni tradisi tersebut, karekter kita semakin berubah dari sifat yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan menjadi individual/egoistis. begitu banyaknya seni tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia, maka untuk lebih mudah mengenalinya dapat di golongkan menjadi beberapa kelompok yaitu alat musik/instrumen perkusi, petik dan gesek.


Instrumen Musik Perkusi
Perkusi adalah sebutan bagi semua instrumen musik yang teknik permainannya di pukul, baik menggunakan tangan maupun stik. Dalam hal ini beberapa instrumen musik yang tergolong dalam alat musik perkusi adalah, Gamelan, Arumba, Kendang, kolintang, tifa, talempong, rebana, bedug, jimbe dan lain sebagainya.

Gamelan 
Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam. Gamelan berasal dari daerah Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur juga di Jawa Barat yang biasa disebut dengan Degung dan di Bali (Gamelan Bali). Satu perangkat gamelan terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong, slenthem, bonang dan beberapa instrumen lainnya. Gamelan mempunyai nada pentatonis/pentatonic.

Talempong 
Talempong adalah seni musik tradisi dari Minangkabau/Sumatera Barat. Talempong adalah alat musik bernada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, ti, do)

Kolintang
Kolintang atau kulintang berasal dari daerah Minahasa/ Sulawesi Utara. Kolintang mempunyai tangga nada diatonis/diatonic yang semua instrumennya terdiri dari bas, melodis dan ritmis. Bahan dasar untuk membuat kulintang adalah kayu. Cara untuk memainkan alat musik ini di pukul dengan menggunakan stik.

Arumba 
Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daerah Jawa Barat. Arumba adalah alat musik yang terbuat dari bhan bambu yang di mainkan dengan melodis dan ritmis. Pada awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam perkembangannya menggunakan tangga nada diatonis.

Kendang
Kendang adalah sejenis alat musik perkusi yang membrannya berasal dari kulit hewan. Kendang atau gendang dapat dijumpai di banyak wilayah Indonesia. Di Jawa barat kendang mempunyai peraanan penting dalam tarian Jaipong. Di Jawa Tengah, Bali, DI Yogyakarta, Jawa timur kendang selalu digunakan dalam permainan gamelan baik untuk mengiringi, tari, wayang, ketoprak. Tifa adalah alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah Papua, Maluku dan Nias. Rebana adalah jenis gendang yang ukuran bervariasai dari yang kecil hingga besar. Rebana adalah alat musik yang biasa di gunakan dalam kesenian yang bernafaskan Islam. Rebana dapat di jumpai hampir di sebagian wilayah Indonesia.



Instrumen Musik Petik 
Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Bentuk organologi kecapi adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar, kotak kayu tersebut berguna sebagai resonatornya. Alat musik yang menyerupai Kecapi adalah siter dari daerah Jawa tengah.
Sasando adalah alat musik petik berasal dari daerah Nusa tenggara timur (Timor) kecapi ini terbuat dari bambu dengan diberi dawai/senar sedangkan untuk resonasinya di buat dari anyaman daun lontar yang mempunyai bentuk setengah bulatan.
Sampek (sampe/sapek) adalah alat musik yang bentuknya menyerupai gitar berasal dari daerah kalimantan. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu yang di penuhi dengan ornamen/ukiran yang indah. Alat musik petik lainnya yang bentuknya menyerupai sampek adalah Hapetan daerah Tapanuli, Jungga dari daerah Sulawesi Selatan.

Instrumen Musik Gesek
Instrumen musik tradisional yang menggunakan teknik permainan digesek adalah Rebab. Rebab berasal dari daerah Jawa barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian betawi). Rebabb terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis. Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab adalah Ohyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa, rebab jenis ini dapat dijumpai di bali, Jawa dan kalimantan selatan.

Instrumen Musik Tiup
Suling adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu. hampir semua daerah di indonesia dapat dijumpai alat musik ini. Saluang adalah alat musik tiup dari Sumatera Barat, serunai dapat dijumpai di sumatera utara, Kalimantan. Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang mempunyai panjang antara 40-100cm dengan garis tengah 2cm.
Tarompet, serompet, selompret adalah jenis alat musik tiup yang mempunyai 4-6 lubang nada dan bagian untuk meniupnya berbentuk corong. Seni musik tradisi yang menggunakan alat musik seperti ini adalah kesenian rakyat Tapanuli, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Papua.

Musik Keroncong
Secara umum, musik keroncong memiliki harmoni musik dan improvisasi yang sangat terbatas. Umumnya lagu- lagunya memiliki bentuk dan susunan yang sama. Syair- syairnya terdiri atas beberapa kalimat (umumnya 7 kalimat) yang diselingi dengan permainan alat musik.

Musik Dangdut
Musik dangdut merupakan hasil perpaduan antara musik India dengan musik Melayu, musik ini kemudian berkembang dan menampilkan cirinya yang khas dan berbeda dengan musik akarnya. Ciri khas musik ini terletak pada pukulan alat musik tabla (sejenis alat musik perkusi yang menghasilkan bunyi ndut). Selain itu, iramanya ringan, sehingga mendorong penyanyi dan pendengarnya untuk mengerakkan anggota badannya. Lagunya pun mudah dicerna, sehingga tidak susah untuk diterima masyarakat.

Musik Perjuangan
Musik ini lahir dari kondisi masyarakat Indonesia yang sedang terjajah oleh bangsa asing. Dengan menggunakan musik, para pejuang berusaha mengobarkan semangat persatuan untuk bangkit melawan penjajah. Syair- syair yang diciptakan pada masa itu, umumnya berisi ajakan untuk berjuang, ajakan untui berkorban demi tanah air, dan sebagainya. Irama musiknya pun dibuat cepat dan semangat, serta diakhiri dengan semarak.

Musik Populer (pop)
Musik ini memiliki ciri, antara lain penggunaan ritme yang terasa bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Komposisi melodinyajuga mudah dicerna. Biasanya, para musisinya juga menambahkan variasi gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan penghayatan pendengar atau penontonnya. Musik pop dibedakan menjadi musik pop anak- anak dan musik pop dewasa.

Kesimpulan :
Musik nusantara adalah seluruh musik yang berkembang di nusantara, yang menunjukkan ciri keindonesiaan. Musik memiliki fungsi sebagai sarana atau media ritual, media hiburan media ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi. Ragam musik nusantara yang berkembang dapat dibedakan menjadi musik tradisi, musik keroncong, musik dangdut, musik perjuangan, dan musik pop.