BERAGAM KEBUDAYAAN PULAU
PAPUA
Papua adalah
sebuah provinsi yang terletak di paling timur Indonesia. Provinsi ini merupakan
provinsi yang masih kental dan kaya akan kesenian dan kebudayaan yang ada di
provinsi tersebut, provinsi ini memiliki berbagai suku seperti suku asmat yang
mendiamin provinsi tersebut, dengan masyarakat yang sangat menjunjung tinggi
kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah mereka. Kesenian dan kebudayaan yang
ada di daerah ini sangat menarik, dan unik.
Kesenian dan Kebudayaan Papua
Papua
memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di dalamnya, kesenian dan
kebudayaan tersebut sangat unik dan menarik. Berikut beberapa kesenian dan
kebudayaan yang ada di Papua :
Bahasa
Terdapat
ratusan bahasa daerah yang berkembang pada kelompok etnik yang ada di Papua.
Aneka Berbagai bahasa ini menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi antara satu
kelompok etnik dengan kelompok etnik lainya. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia
digunakan secara resmi oleh masyarakat-masyarakat di Papua bahkan hingga ke
pedalaman. Namun ada masyarakat yang tidak mengerti bahasa Indonesia karena
minimnya pendidikan yang ada di Papua
Pakaian Tradisional
Pakaian adat
Papua untuk pria dan wanita hampir sama bentuknya. Pakaian adat itu memakai
hiasan-hiasan seperti hiasan kepala berupa bentuk burung cendrawasih, gelang,
kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada
pergelangan kaki. Namun ada juga masyarakat suku pedalaman Papua yang hanya
menggunakan koteka dalam membalut tubuhnya
Rumah Adat
Rumah Honai
terbuat dari kayu dengan atap berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami. Honai sengaja dibangun sempit atau
kecil dan tidak berjendela yang bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan
Papua. Honai dibangun setinggi 2,5 meter dan pada bagian tengah rumah disiapkan
tempat untuk membuat api unggun untuk menghangatkan diri.
Rumah Honai
biasa ditinggali oleh 5 hingga 10 orang. Umumnya rumah Honai terdiri dari 2
lantai yang terdiri dari lantai pertama untuk tempat tidur sedangkan lantai
kedua digunakan sebagai tempat untuk bersantai, makan, serta untuk mengerjakan
kerajinan tangan.
Tari
Tradisional
1. Tari Musyoh
Tari
Musyoh adalah tari tradisional Papua yang merupakan tarian sakral suku adat
yang ada di Papua yang bertujuan untuk menenangkan arwah suku adat papua yang
meninggal karena kecelakaan. Suku adat Papua tersebut mempercayai bahwa apabila
ada yang meninggal karena kecelakaan, maka arwahnya tidak tenang, sehingga
dilakukanlah tarian skral ini (Tari Musyoh) untuk menenangkan arwah orang yang
kecelakaan tersebut. Tari tradisional Musyoh ini diiringi oleh alat musik
tradisional Papua yaitu Tifa. Alat musik Tifa ini juga digunakan pada beberapa
tarian dari Suku Adat Papua lainnya.
2. Tari Sajojo
Tari
Sajojo adalah merupakan tarian pergaulan berbagai suku adat di Papua. Tarian
ini sudah cukup terkenal sebagai tarian penyambut tamu yang sering
dipertunjukan dalam acara penyambutan tamu maupun acara lainnya. Para penari
sajojo menari dengan cara melompat dan menghentak-hentakkan kakinya. Berbagai
alat musik tradisional Papua seperti tifa juga dipergunakan untuk mengiringi
tari sajojo ini.
Tari
Sajojo ini mulai terkenal sekitar tahun 1990an. Bahkan sejak saat itu, tarian
ini banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tarian yang dinamis ini memang
bisa dilakukan oleh semua orang. Dalam perkembangannya musik pengiring tari
sajojo ini makin berkembang bahkan diantaranya sudah menggunakan musik modern
yang banyak dikenal masyarakat. Tarian ini kerap diiringi lagu daerah Papua,
Sajojo. Lagu Sajojo ini menceritakan tentang gadis cantik papua yang menjadi
idola di kampungnya.
3. Tari Yospan
Tari
Yospan merupakan tarian pergaulan muda-mudi di Papua. Tarian ini muncul sekitar
tahun 1960 dan bahkan pernah populer dan dipergunakan sebagai gerak pada senam
kesehatan jasmani.
Kata
Yospan sendiri merupakan akronim dari Yosim Pancar yang merupakan nama tarian
tersendiri. Tari yospan ini memang merupakan penggabungan dari 2 tarian
tradisional suku Papua. Yosim merupakan tarian dari daerah Teluk Sairei,
sedangkan tari Pancar berasal dari daerah Biak, Numfor dan Manokwari.
Tarian
Yospan ini biasanya dilakukan oleh 2 Grup terdiri dari grup penari dan musisi.
Alat musik pengiring tarian yospan antara lain tifa, gitar, ukulele dan bas
bersenar 3. Tidak ada patokan khusus pada Pakaian yang dikenakan penari dan
musisi dalam tarian yospan. Setiap grup Yospan memiliki pakaian tersendiri
namun masih mencirikan pakaian Papua.
Senjata
Tradisional
Papua
memiliki senjata tradisional yang digunakan untuk melawan musuh. Seperti pisau
belati papua yang terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulu burung
tersebut yang menghiasi pinggiran belati tersebut. Namun ada senjata lain yang
biasanya di gunakan yaitu busur dan panah serta lembing yang digunakan untuk
berburu
Makanan Khas
1. Papeda
Makanan khas
papua yaitu sagu yang di buat jadi bubur atau yang dikenal dengan nama papeda.
Masyarakat papua biasanya menyantap papeda bersama kuah kuning, yang terbuat
dari ikan tongkol atau ikan mubara dan di bumbui kunyit dan jeruk nipis.
2. Sate Ulat Sagu
Salah satu makanan khas Papua lainnya
adalah Sate Ulat Sagu. Jenis makanan ini bagi kita mungkin akan membuat mual
bahkan muntah. Ulat Sagu ini didapatkan dari batang pohon sagu yang sudah tua.
Masyrakat asli papua yang telah terbiasa hidup di alamseringkali mwngkonsumsi
ulat sagu diolah terlebih dahulu. Namun sekarang ulat sagu ini sudah diolah
dengan cara dibakar hingga hampir mirip dengan sate. Lebih tepatnya sate ulat
sagu ini adalah makanan khas Raja Ampat.
3.
Ikan Bungkus
Ikan
bungkus khas papua ini dibuat dari dua bahan yaitu ikan laut dan daun talas
sebagai bahan untuk membungkusnya. Bumbu khasnya rempah yang digunakan pun
hanya garam untuk memberikan rasa asin dan untuk menghilangkan getah pada daun
talas yang digunakan. Bahan dan bumbunya sedikit dan cara membuatnya pun sangat
sederhana dan mudah. Dalam pembuatanya pertama bersihkan ikan kemudian
dimasukkan kedalam daun talas dan ditutup. terakhir dibakar diatas api kecil
hingga masak. Kalau sudah masak ya diangkat dan langsung disajikan saat hangat.
Alat Musik
Papua memiliki
banyak alat musik tradisional salah satunya yaitu tifa. Tifa merupakan salah
satu alat musik pukul yang bentuknya hampir mirip dengan gendang. Alat musik tifa
terbuat dari kayu yang mana pada bagian tengah kayu tersebut dibuat lubang
besar yang dibersihkan. Lalu diujung salah satu kayu tersebut ditutup dengan
menggunakan kulit rusa yang telah dikeringkan yang berfungsi agar alat musik tifa
ini bisa menghasilkan suara yang indah dan bagus.
Kerajinan Tangan
Masyarakat
papua biasanya membuat kerajinan tangan yang di buat dari bahan-bahan yang
tersedia dialam. Seperti kerajinan tas yang bernama Noken. Kerajinan ini di
buat dari kulit kayu yang di anyam, dan warna yang diguanakan berasal dari
pewarna alami akar tumbuhan dan buah-buahan. Noken ini biasa di gunakan dan di
bawah dengan menyangkutkan noken di atas kepala.
4 Tradisi Unik Di Papua Yang Jarang Diketahui di bawah ini.
1. Tradisi Bakar Batu
Tradisi Bakar Batu (Barapen)
Salah satu
tradisi budaya tertua di Papua ini, dapat dikatakan sebagai simbol rasa syukur
dan persaudaraan, akan tetapi di daerah tertentu Bakar batu biasanya juga
dilakukan dalam prosesi upacara kematian. Tradisi Bakar Batu merupakan sebuah
cara yang digunakan masyarakat Papua, untuk memasak beberapa jenis bahan
makanan (Ubi, Singkong, daging Babi dan sayur-sayuran) di atas batu yang telah
dipanaskan. Caranya pun tak sembarangan, ada beberapa tahapan untuk melakukan
Bakar Batu, diantaranya adalah menyiapkan lubang untuk tempat menyusun kayu
bakar dan batu, beserta bahan makanan yang akan dimasak. Setelah lubang
tergali, batu-batu yang telah dikumpulkan disusun berdasarkan ukuran.
Batu yang
besar di letakkan pada bagian paling bawah, dan di bagian atas akan disusun
kayu bakar. Selanjutnya lapisan kayu bakar tersebut akan dilapisi kembali
dengan batu yang ukurannya lebih kecil, setelah itu proses pembakaran dilakukan
untuk memanaskan batu. Setelah batu menjadi panas, barulah bahan makanan yang
telah disiapkan disusun sedemikian rupa diatas batu tersebut. Lalu setelah
semua bahan makanan tersebut matang, maka dilakukan kegiatan makan bersama.
Tradisi Bakar Batu ini, memiliki beberapa sebutan (nama) yang berbeda untuk
masing-masing daerah, namun biasanya dikenal dengan sebutan Barapen.
2. Tradisi Potong Jari Suku Dani
Tradisi Potong Jari
|
Banyak cara
menunjukkan rasa berduka cita bila ditinggalkan anggota keluarga yang meninggal
dunia. Namun, untuk suku Dani yang mendiami wilayah Lembah Baliem, di Papua
rasa sedih dan duka cita diwujudkan dengan memotong jari, bila terdapat anggota
keluarga seperti suami/istri, ayah, ibu, anak dan adik. Tradisi yang wajib
dilakukan ini, menurut mereka adalah sebagai simbol dari kesedihan yang teramat
dalam seseorang yang kehilangan anggota keluarganya, selain itu potong jari
diartikan pula untuk mencegah kembali malapetaka yang menyebabkan kematian
dalam keluarga tersebut. Tradisi potong jari ini dilakukan dengan berbagai
banyak cara, mulai dari menggunakan benda tajam seperti pisau, kapak, atau
parang. Cara lain yang digunakan adalah dengan menggigit ruas jarinya hingga
putus, mengikatnya dengan seutas tali sehingga aliran darahnya terhenti dan
ruas jari menjadi mati kemudian baru dilakukan pemotongan jari.
3. Tradisi Ararem Suku Biak
Tradisi unik
lainnya di Papua adalah Ararem, yaitu prosesi mengantar mas kawin oleh suku
Biak. Dalam prosesi ini, mas kawin akan diantarkan dengan berjalan kaki,
disertai nyanyian dan tarian. Uniknya kebanyakan tradisi Ararem dilakukan
dengan membawa dan mengibar-ngibarkan bendera merah putih, tak banyak referensi
yang dapat menjelaskan mengapa dalam tradisi ini bendera tersebut digunakan.
Keunikan tradisi di Papua oleh suku Biak dalam mengantar mas kawin dengan
arak-arakan, serta membawa bendera negara tersebut, kemungkinan besar hanya
satu-satunya di Indonesia dan tidak dilakukan oleh suku lain di luar Papua.
4. Tradisi Tato
Selama ini
orang hanya mengira bahwa tradisi tato di Indonesia, hanya dilakukan oleh suku
Dayak di Kalimantan. Akan tetapi di Papua ternyata terdapat tradisi merajah
tubuh, yang telah berjalan turun temurun. Beberapa suku yang biasanya menghiasi
tubuhnya dengan tato adalah suku Moi dan Meyakh di daerah Papua Barat. Motif
tato yang dibubuhkan pada tubuh suku-suku di Papua memiliki perbedaan dan ciri
tertentu, umumnya tato tersebut memiliki motif geometris atau garis-garis
melingkar serta titik-titik berbentuk segitiga kerucut, atau tridiagonal yang
dibariskan. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tato di Papua pun
memiliki keunikan, diantaranya adalah menggunakan duri pohon sagu atau tulang
ikan, dan mencelupkanannya kedalam campuran arang halus dan getah pohon
langsat. Umumnya tato dilakukan pada bagian dada, pipi, kelopak mata, betis,
pinggul, punggung dan juga di bagian tangan.
Sistem Kepercayaan
Sebagian
masyarakat Papua masih memiliki kepercayaan totemisme, sebagai bentuk
kepercayaan yang memandang asal-usul manusia berasal dari dewa-dewa nenek
moyang, dan masih ada suku suku yang tertutup atau tidak mau berhubungan dengan
dunia luar. Namun beberapa masyarakat Papua sudah memiliki dan memeluk agamanya
yang resmi dari Indonesia.